Sejarah Malam Keakraban (MAKRAB) IKPB Cabang Yogyakarta
Oleh : Angga Putu Soemardi
orang yang sangat mencintai IKPB
Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) pada 13 Mei 2019 mendatang genap berusia 64 tahun. Namun siapa sangka diusianya yang sudah kepala enam itu, IKPB tidak memiliki pakem pengkaderan yang dapat diterapkan pada delapan cabang yang ada.
Selama ini pola pengkaderan dan penerimaan anggota IKPB di setiap cabang memiliki gaya dan caranya masing-masing. Tidak terkecuali di Yogyakarta salah satu dari 3 cabang tertua yang dimiliki IKPB bersama dengan Bandung dan Jakarta. Sebagai sebuah cabang yang sudah cukup sepuh IKPB Jogja selalu memiliki terobosan-terobosan baru dalam setiap program kerja kepengurusan.
Seperti kegiatan sosialisasi perguruan tinggi, bakti sosial al-qur'an, kuliah kerja lapangan (KKL IKPB), serta makrab merupakan kegiatan-kegiatan yang lahir dari program-program kerja dan pemikiran pengurus IKPB Cabang Yogyakarta. IKPB Jogja memiliki cara sendiri dalam mensiasati bunyi dari AD dan ART serta kekurang-kekurangan yang ada di dalamnya.
IKPB Jogja membagi beberapa tahapan pintu masuk dalam keluarga besar IKPB Jogja. Pintu pertama adalah Perkenalan Mahasiswa baru (PERMABA) merupakan gerbang terdepan masuknya anggota-anggota baru IKPB Jogja. Karena prinsipnya setiap mahasiswa dan mahasiswi dari Belitong yang mereguk madu ilmu di Jogjakarta mulai dari jenjang pendidikan mulai D1-S3 adalah keluarga besar IKPB Jogja. Namun mengingat IKPB sebagai sebuah organisasi tidak serta merta semua mahasiswa dan pelajar dari Belitong menjadi anggota secara otomatis.
Layaknya organisasi pada umumnya IKPB memiliki pintu masuk keanggotaan dengan cara mengikuti MAKRAB IKPB yang diselenggarakan satu tahun sekali dan dapat diikuti oleh setiap individu yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa yang berasal dari kepulauan Belitong. Jadi, tidak ada masalah jika ada pelajar SMP/SMA asal Belitong yang sekolah di Jogja jika ingin mengikuti makrab, atau misalnya, ada mahasiswa yang sudah semester 14 dan ia ingin mengikuti makrab IKPB sebagai peserta hal tersebut sangat diperbolehkan.
Makrab sendiri tidak pernah tercatat dengan pasti pada tahun dan tanggal berapa pertama kali dilaksanakan. Namun mendengar dari penjelasan dan penuturan dari beberapa senior (alumni) salah satunya yang dikemukakan oleh H. Nazwar Chalidin Ammar bahwasanya Makrab IKPB mulai berlangsung setelah terjadinya peristiwa duka yang menimpa salah satu rekan IKPB Jogja bernama Alm. Ismed pada tahun 1980-an. Alm. Ismed merupakan salah satu mahasiswa yang tinggal di asrama calamoa, bersama beberapa orang senior yang berinisial SS, IR dan Alm. M. Ismed mendaki gunung untuk pertama kalinya, dan Merapi adalah gunung tujuan mereka diduga karena kurangnya pengalaman mendaki terjadilah kecelakaan yang menewaskan Alm. Ismed.
Peristiwa tersebut sangat membekas pada masyarakat Jogja khususnya kelurahan Bumijo. Salah satunya ialah Junet warga Bumijo yang kini juga telah memasuki usia senja. Ketika berkesempatan mengobrol lebih lama dengan mahasiswa dari Belitong yang tinggal di Calamoa dan Betion, Junet sering mengenangkan persahabatannya dengan Ismed dan kejadiaan tragis yang menimpa rekannya itu. Bahkan sesekali Junet menceritakan kisah tersebut dengan bahasa Belitong yang masih ia ingat.
Pasca kejadian memilukan itulah Makrab IKPB mulai digagas dan berlangsung hingga sekarang. Awalnya bertujuan supaya tidak terulang lagi peristiwa serupa, agar mahasiswa/i Belitong di Jogja tidak menyendiri dan memiliki kegiatan bersama untuk mengikat tali persaudaran lebih erat lagi sesama urang Belitong.
Sering berjalannya waktu Makrab IKPB juga dijadikan sebagai pintu gerbang keanggotaan IKPB seperti yang dapat kita lihat 10 tahun terakhir ini. Maka dari pada itu kami harapkan mahasiswa-mahasiswi asal Belitong di tanah Jogja tetap penjaga kekompakkan dan tali persaudaraan yang erat dan hangat. Tidak terpecah belah oleh timur dan barat. Ketika kaki melangkah ke tangga pesawat maka saat itulah identitas Belitung Induk dan Belitung Timur kita tinggalkan. Setibanya kaki pertama kali menginjak tanah Jogja Istimewa saat itulah kita semua menjadi Mahasiswa asal kepulauan Belitong yang tergabung dalam keluarga besar IKPB Cabang Yogyakarta.
IKPB yang sudah akan menemui usia 64 tahun dapat berdiri tegak karena kekompakkan, dan tali persaudaraan sesama Belitong yang selalu di junjung tinggi. Karena IKPB bukan hanya sekedar organisasi melainkan rumah ke-dua di tanah perantauan ini. Mari kompak selalu bangun IKPB menjadi lebih baik lagi. VIVA IKPB !
Tulisannya bagus👍, izin share yah?
BalasHapus